Petani Watumalang Swadaya Bangun Jalan Usaha Tani
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Demi memudahkan akses untuk proses pemeliharaan hingga masa panen salak di kebun, tak kurang dari 30 petani salak di Dusun Gumuruh, Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang memutuskan untuk membangun jalan usaha tani secara swadaya. Keputusan tersebut menjadi kesepakatan, setelah selama bertahun-tahun mereka merasakan kesulitan untuk menjangkau kebun melalui jalan setapak yang rawan menjadi licin saat hujan melanda. “Semua petani sepakat untuk memperbaiki jalan usaha tani ini, dari sebelumnya setapak dan sempit serta licin ketika terkena hujan, saat ini kami usahakan untuk menjadi lebar kurang lebih 1 meter dan lebih keras dengan betonisasi,” terang Rudiyanto, salah satu petani yang turut dalam upaya swadaya rehab jalan usaha tani, ketika ditemui pada Selasa (27/10). Pengerjaan rehab jalan tersebut, menurut Rudiyanto sudah berjalan selama kurang lebih sepekan terakhir, dan masih akan berlanjut sampai tuntas sepanjang 150 meter dan nantinya akan dapat dilalui dengan kendaraan bermotor. Baca juga Diduga Akibat Korsleting, Pabrik Furniture Ludes Terbakar, Kerugian Capai Rp10 M Para petani yang ikut swadaya membangun jalan usaha tani tersebut, menurut Rudi merupakan petani yang lahan perkebunannya dilewati oleh akses jalan, karena mereka merasakan sendiri sulitnya masuk ke lahan untuk menanam maupun memanen salaknya. “Buruknya kualitas jalan ini kami sudah rasakan sangat menghambat para petani dan buruh pikul salak dalam menuju ke lahan tersebut terutama saat mereka panen karena harus membawa beban yang berat tanpa menggunakan alat transportasi, apa lagi saat musim hujan seperti ini yang kondisi jalan menjadi becek dan licin,” tegasnya. Kesadaran para petani tersebut untuk memperbaiki akses jalan usaha tani, mendapat apresiasi khusus dari Kepala Desa Banyukembar, Muslihatun. Ditemui di sela memantau kegiatan gotong royong, Muslihatun menyampaikan bahwa ia atas nama Pemerintah Desa Banyukembar sangat memberikan apresiasi terhadap para petani yang tidak terlalu bergantung pada Dana Desa, dan justru mampu secara swadaya baik material maupun tenaga untuk membangun jalan usaha tani. “Kesadaran ini akan menjadi contoh untuk meningkatkan semangat warga lainnya agar tidak mudah menyerah dengan keadaan, serta menjaga budaya gotong royong untuk meningkatan produktifitas hasil pertanian mereka yang mayoritas merupakan tanaman salak pondoh,” tutur Muslihatun. Senada, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Watumalang, Saiful Azhar juga mengakui adanya antusiasme para petani salak di Banyukembar tersebut sangat layak mendapat apresiasi. Mengingat situasi dan kondisi di tengah pandemi covid-19 saat ini, sangat diperlukan adanya semangat saling dukung dan saling bantu antar warga, sehingga adanya kesulitan bisa ditemukan solusinya. Harapannya, solidnya semangat para petani di tengah pandemi covid-19 ini juga bisa menular ke desa-desa lain sehingga produk komoditas pertanian di Watumalang mampu menjadi penopang perekonomian warga. Guna mencegah penyebaran virus covid-19, maka harus disiplin dalam 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak aman dengan orang lain, serta rajin mencuci tangan. (gus) #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: